Kerja di Start-Up atau di Korporasi? Kenali Plus Minusnya

Corporate culture vs StartUp Culture

Saat ini, ada begitu banyak perusahaan start-up yang berdiri. Tentu ini merupakan sebuah hal positif karena bisa menciptakan lapangan pekerjaan di masyarakat. Bekerja di perusahaan rintisan ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri jika dibandingkan dengan bekerja di perusahaan korporasi. Lantas, apa saja itu? Berikut adalah plus dan minus budaya kerja di korporasi dan start-up.

Bekerja di Korporasi itu berarti..

1. Bekerja Lebih Fokus

Korporasi umumnya sudah memberikan tugas yang spesifik sesuai posisi masing-masing karyawan. Dengan begitu, kamu bisa lebih fokus karena tidak akan terdistraksi pada hal lain di luar tugasmu. Hal ini juga didukung dengan adanya sekat yang memisahkan meja kerja antara karyawan satu dengan yang lain.

2. Jenjang Karier Lebih Pasti

Bekerja di korporasi berarti jenjang kariermu akan lebih terjamin dan bisa diprediksi. Dengan kerja keras dan loyalitas kepada perusahaan, bukan tidak mungkin kamu bisa naik ke jabatan yang lebih tinggi. Hal itu bisa kamu usahakan, terutama jika perusahaan sudah menetapkan target tertentu yang harus dicapai agar bisa naik jabatan.

3. Jam Kerja Lebih Teratur

Biasanya jam kerja di korporasi sudah ditentukan, misalnya jam 08.00-16.00 dengan diselingi istirahat makan siang. Dengan rutinitas yang teratur ini, kamu bisa memisahkan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi dengan lebih baik.

4. Penghasilan Lebih Jelas

Dengan bekerja di korporasi, kamu bisa mendapatkan penghasilan tetap yang jelas setiap bulannya. Hal itu karena perusahaan umumnya sudah memiliki standar gaji, upah lembur, serta bonus yang jelas sesuai jabatan. Tidak hanya itu, korporasi juga biasanya juga menyediakan fasilitas lain seperti tunjangan dan asuransi.

5. Sulit Menyuarakan Ide

Dengan adanya birokrasi yang panjang, penyampaian ide dan pengambilan keputusan biasanya dipegang oleh petinggi-petinggi di perusahaan. Kamu mungkin bisa ikut serta mengajukan ide dan aspirasi, tetapi itu akan sulit didengar karena tertimbun dalam dokumen sebelum mendapatkan persetujuan dari atasan.

6. Kurangnya Kepuasan Kerja

Karena hanya sedikit terlibat dalam pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan, kamu bisa saja merasa kurang puas dengan hasil kerjamu. Perasaan puas baru kamu dapatkan jika kamu menjabat posisi yang tinggi di perusahaan tersebut.

7. Budaya Kerja yang Kaku

Budaya kerja di korporasi memang terkesan kaku dan formal. Hal itu tidak terlepas dari hierarki jabatan yang cukup menonjol. Jika ada keperluan, kamu bisa berbicara seperlunya dengan atasan atau karyawan senior dengan penuh rasa hormat dan kesopanan.

Baca juga: Apa sih Startup: Pengertian, Contoh, dan Cara Membangunnya?

Bekerja di Start-Up itu berarti..

1. Jam Kerja Lebih Fleksibel

Jam kerja di perusahaan rintisan biasanya lebih fleksibel. Misalnya, kamu bisa berangkat jam 8 hingga jam 10 pagi tanpa takut terlambat. Setelah itu, kamu bisa pulang jika kamu sudah menyelesaikan pekerjaan. Bahkan, beberapa start-up juga menawarkan bekerja dari rumah.

2. Gaya Berpakaian yang Kasual

Berbeda dengan bekerja di korporasi yang harus mengenakan seragam, kamu bisa mengenakan pakaian yang bebas asal sopan jika bekerja di perusahaan rintisan. Memakai kaus oblong saat di kantor bukanlah sesuatu yang aneh jika kamu bekerja di perusahaan ini.

3. Lingkungan Kerja Lebih Akrab

Ruang kerja di kantor perusahaan rintisan biasanya didesain tanpa adanya sekat pemisah. Dengan begitu, hubungan antarkaryawan pun bisa terjalin lebih akrab. Hal ini juga memudahkan komunikasi antara karyawan satu dengan yang lainnya.

4. Minimnya Hierarki dan Birokrasi

Di perusahaan start-up, kamu bisa dengan mudah bertemu dan berbicara dengan atasan atau bahkan CEO. Hal ini karena tidak adanya jarak antara karyawan dengan pimpinan di perusahaan ini.

5. Menyuarakan Ide

Karyawan perusahaan start-up juga bisa turut andil dalam menyuarakan ide dan inovasi untuk membesarkan perusahaan. Tentunya ide ini bisa dengan mudah didengar karena bisa didiskusikan langsung dengan pimpinan dan karyawan lain.

6. Jam Kerja Tidak Teratur

Meski jam kerja di start-up lebih fleksibel, tetapi itu bisa menjadi sangat panjang. Jika ada banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, kamu bisa disibukkan dengan pekerjaan saat malam hari dan saat libur. Dengan begitu, kamu akan sulit memisahkan kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi.

7. Gaji Tinggi

Perusahaan start-up yang sudah mencapai Unicorn dan Decacorn mungkin bisa memberikan gaji dan bonus yang besar kepada karyawannya. Namun, hal itu tidak berlaku bagi start-up yang masih belia, mereka belum mampu memberimu gaji yang tinggi karena keuangannya belum stabil.

8. Tidak Ada Kepastian Jenjang Karier

Karena minimnya tingkatan jabatan di perusahaan rintisan, peningkatan jenjang karier bagi karyawan bisa jadi hal yang sulit dilakukan. Selain itu, perusahaan rintisan juga penuh dengan risiko. Apabila perusahaan ini ditutup, kamu pun akan kehilangan pekerjaan.

Demikianlah penjelasan tentang plus minus start-up culture vs corporate culture. Jadi, tipe perusahaan mana yang kamu pilih?

Artikel terkait

1 Komentar

Berikan komentar

Email Anda tidak akan kami publikasikan. Wajib diisi *