Mengapa Ongkos Kirim Mahal di Indonesia?

Bulan lalu saya coba beli makanan kecil, ikan goreng kering gitulah, dari salah satu marketplace. Nemu sebuah toko di Tarakan, dikumpulin total belanja 300 ribuan, pas mau checkout kaget, ongkos kirim ke Bandung 294 ribu. Saya gak jadi beli. Melipir cari produk idektik yang lain.

Ini menarik sih. Sejak tiga bulan lalu saya banyak bertemu dengan perusahaan ekspedisi. Iya, saya tahu persoalan logistik di negara ini cukup pelik karena luasnya negara ini. Tapi pasti ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk memecahkan simpul rudet mahalnya ongkos kirim ini.

Untuk ilustrasi saja. Tahu permasalahan ini sebetulnya sudah lama, tetapi baru 3 bulan lalu membuktikan sendiri. Ternyata, dengan perusahaan ekspedisi yang sama, ongkir Padang-Jakarta lebih murah daripada Padang-Palembang. It doesn’t make any sense. Padang-Palembang kan lebih deket. Satu pulau lagi. Sigh.

Baca juga: Influencer Marketing: Musuh Besar Media Mainstream

Hasil investigasi saya memunculkan jawaban satu hal saja, mahalnya ongkos kirim dari dan ke suatu daerah tertentu dikarenakan satu hal: tidak ada bisnis yang mengalir diantara keduanya.

Simpelnya begini:

  • Padang-Jakarta: volume pengiriman banyak dan frekuensi sering
  • Padang-Palembang: volume tidak banyak dan frekuensi tidak sering

Its all about bisnis.

Solusi Ongkos Kirim Murah

Jadi kata kunci utama yang harus dipegang adalah volume. Oleh karena itu, ketika Presiden Jokowi membuat Tol Laut, yang ingin ditingkatkan adalah volume, agar ongkos kirim menjadi murah dan harga barang di daerah tujuan juga murah. Got it!

Solusi lain? Ada 2, yaitu:

1. Warehousing, sih. Untuk menekan harga ongkos kirim ya harus ada warehouse/pergudangan di dekat pembeli. Ini sudah diterapkan oleh Tiongkok yang banyak membuka pergudangan di wilayah ekonomi khusus di berbagai negara.

Barang dikonsolidasi dan dikirimkan bersama-sama dalam jumlah yang besar (bulk) untuk menekan biaya masuk ke negara tujuan. Kemudian disimpan di wilayah pergudangan untuk kemudian dijual melalui marketplace yang berafiliasi terhadap produk tersebut.

Tetapi ini tidak akan bisa berjalan tanpa didukung oleh solusi yang kedua di bawah ini.

2. Market intellegence. Ini penting banget dilakukan untuk mengetahui produk apa yang laku di negara tujuan. Produk yang fast moving ini yang dikirim. Jadi sangat bisa menekan biaya pengiriman.

Kalau untuk pengiriman domestik bagaimana?

Sama saja. Harus dibangun banyak pergudangan di lokasi yang dekat dengan pasar sasaran. Ini akan membuat produk tersebut menjadi tersedia cepat dan dekat.

Yang diuntungkan siapa? Ya jelas kita dong, sebagai market. Yang pusing? Ya negara sih, karena harus membangun infrastruktur pergudangan yang banyak.

Kenapa gak dikerjakan swasta saja? Balik lagi ke alasan awal, karena belum tentu di kota tersebut ada bisnis yang bervolume.

Tabik.

Artikel terkait

Berikan komentar

Email Anda tidak akan kami publikasikan. Wajib diisi *