Prinsip Dasar AIDA Untuk Melakukan A/B Split Test. Internet Marketer Wajib Tahu!

Baru-baru ini saya melakukan A/B split testing buat salah satu campaign yang saya buat di Facebook Ads. Split testing adalah salah satu feature di internet marketing yang memberikan keleluasaan kepada kita untuk menentukan campaign mana yang berhasil dan mana yang tidak. Bagi saya, split test ini merupakan keunggulan pemasaran melalui internet, karena semua bisa diukur secara presisi dan akurat.

Di Facebook sendiri sekarang sudah menyediakan feature untuk split test. Tetapi saya memilih menggunakan CPV Lab Β (Update: Sekarang pake Voluum), sebuah software tracking yang sudah hampir 4 tahun ini saya pergunakan.

Anda bisa juga memakai Prosper 202 atau Bevo Media yang disediakan gratis untuk split test. Apapun yang anda pakai, pastikan anda memakai hostingan anda sendiri. Ini sangat menentukan load time.

Kalau anda memakai traffic berbayar PPV, load time penting sekali. Sekalinya lambat, visitor akan klik ‘close tab’ dengan sangat mudah. Bevo juga bagus, hanya mereka tidak mempunyai akurasi dalam menghitung ROI utuk traffic PPV.

Sekali lagi, split test ini mempunyai kegunaan untuk menyaring campaign yang kita buat agar dapat menemukan satu atau dua winning campaign untuk dipertahankan. Winning campaign ini, kalau di ClickBank bisa bertahan agak lama sebelum saturated, tetapi kalau anda main Media Buy untuk offer CPA, paling hanya bisa bertahan 3-4 minggu saja. Oleh karena itu sangat penting untuk terus melakukan split test. Agar kita bisa terus menemukan winning campaign.

Metode yang dilakukan untuk A/B split test ini pada dasarnya sama saja. Kita akan tes, apakah pasar yang kita tuju sudah sesuai dengan produk yang akan kita bawa, setelah itu di tes lagi jenis campaign mana yang paling mendatangkan ROI.

Kalau anda pikir internet marketing adalah pekerjaan yang membutuhkan modal sedikit (biasanya yang mentalnya gratisan yang begini nih), disini anda akan menemukan hambatan besar.

Bukan dari mana-mana, tetapi dari diri anda sendiri. Split test membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Masih beruntung kalau anda menemukan winning campaign dengan sekali putaran saja. Tetapi seringkali saya harus memakai satu atau dua round agar betul-betul mendapatkan yang saya mau.

Berapa budget buat split test? Hhmmm..saya sih biasanya sedapetnya. Maksudnya gini, kalau yakin dengan produk yang saya pilih, saya akan habis-habisan split test sampai nemu campaign yang oke. Tapi kalau ikutin aturan sih, sebetulnya saran saya, budget split test adalah 3 (tiga) kali pay out.

Misalnya gini, satu offer di CPA yang ber-payout $2.5 per lead, berarti budget split test nya ya $2.5 x 3 = $7.5, sesimpel itu. Kalau di PPV, budget segitu kan udah dapet traffic yang lumayan banyak. Kalau anda bermain ClickBank, metodenya sama saja, kalau payoutnya $24, berarti anggaran split testnya $72.

Terus terang, sekarang penggunaan software tracking seperti CPVLab, Prosper atau Bevo sebetulnya perlu, tapi kita harus benar bisa memilih sesuai dengan kebutuhan. Maksudnya, semakin banyak penyedia traffic, baik PPC lewat Facebook atau Adwords, atau bahkan AdNetwork besar di Media Buy atau Paid Traffic yang menyediakan langsung real-time tracking didalamnya.

Memakai tracking software sekarang seperlunya saja. Beberapa featurenya masih ada yang sangat relevan. Beberapa bisa digantikan oleh yang lain. Malah bagus sebetulnya karena kita bisa menyesuaikan dengan kebutuhan yang kita inginkan.

Khusus buat split test, saya selalu memakai AIDA Model. Ini konsep yang sering dipakai pemasar offline dalam pembuatan iklannya. AIDA itu singkatan dari Attention, Interest, Desire dan Action.

Konsep AIDA Dalam Beriklan

AIDA menggambarkan kebiasaan umum yang dilakukan oleh konsumen ketika melihat iklan kita, sangat membantu apabila kita ingin mengengembangkan strategi komunikasi yang efektif, sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya. Tahapannya seperti ini :

  • A – merepresentasikan attention atau awareness, kemampuan iklan kita untuk menarik perhatian konsumen;
  • I – berarti interest, atau kemauan konsumen untuk melihat lebih jauh kedalam keuntungan dan manfaat. Dari sisi iklan, ini adalah kemampuan untuk menarik minat konsumen melihat lebih ke dalam iklan, termasuk melirik keuntungan dan manfaat produknya. Saran : arahkan konsumen pada manfaat produk, bukan feature-nya)
  • D – kependekan dari desire. Setelah melihat manfaat dari produk yang ditawarkan, akhirnya konsumen melihat ada kebutuhan yang timbul karena produk yang ditawarkan dapat memenuhinya.
  • A – akhirnya menjadi action. Mengubah rasa ingin menjadi aksi beli.

Well, tentu saja, konsep AIDA di atas saat ini lebih banyak dipakai di offline, iklan di tivi atau bahkan di radio. Tetapi bukan berarti tidak bisa dipakai di online. Saya memakai prinsip ini dan hasilnya selalu menggembirakan. Terutama untuk split test.

Adapun cara split testΒ adalah seperti ini :

1. Langkah pertama ini sangat penting.

Apapun campaign yang anda pakai, baik PPC, PPV atau bahkan email marketing, hal pertama yang perlu diingat adalah bagaimana cara agar visitor tertarik dengan iklan/campaign yang kita jalankan dan kemudian melakukan aktivitas ‘klik’ di campaign tersebut.

Ini adalah konsep pertama dari AIDA, yaitu Attention. Kuncinya ada pada : hal pertama apa yang dilihat dan dapat menarik perhatian target pasar yang kita bidik. Kalau Facebook Ads dan Media Buy, saya selalu berpatokan kepada gambar yang dipakai. Kalau email marketing, kondisinya beda, headline email justru yang paling penting. Tujuan dari Attention ini ada pada Click Through Rate (CTR). Baik anda melakukan split test gambar, headline atau body text, pastikan anda akan meneruskan campaign yang mempunyai CTR terbesar.

2. Setelah mendapatkan campaign; dengan gambar, headline dan text yang ber CTR besar, teruskan dengan membuang campaign yang CTR-nya kecil.

Kemudian jalankan beberapa saat. Interest pada AIDA berpijak kepada landing page yang anda pakai. Oke, ini sekarang tergantung apakah anda memakai landing page atau tidak. Direct link (tanpa landing page) tidak selalu berakhir dengan baik. Banyak offer yang mengharuskan kita untuk memakai landing page.

Saya selalu bilang, lansing page adalah penguat sinyal antara campaign dan produk yang anda tawarkan. Disini traffic pertama kali didaratkan sebelum masuk ke sales page. Untuk yang bingung dengan landing page, bisa dilihat perbedaan antara landing page, squeeze page dan sales page. Sejauh ini, untuk offer CPA, traffic akan tersaring dengan baik melalui landing page. Hanya traffic berkualitas yang masuk ke sales page.

Kalau anda mempromosikan produk ClickBank, dari pengalaman saya, tergantung karakteristik produknya. Yang jelas, memakai landing page akan Β memotong traffic yang masuk menjadi setengahnya, tetapi jauh lebih berkualitas. Artinya, interest dari traffic yang masuk jauh lebih baik daripada direct link. Oleh karena itu, prinsip dasar dari landing page adalah manfaat yang apa yang akan didapat oleh pengunjung, dan bukan feature yang ada dari produk yang ditawarkan. Kalau anda mempunyai toko online, perkuat keuntungan dan manfaat produk pada landing page.

Lupakan sejenak feature. Disini pertanyaan yang muncul di benak konsumen adalah : apa manfaat yang saya dapatkan apabila membeli produk ini. Saran saya, apabila anda mempergunakan landing page, pastikan loading timenya kenceng. Pakai call-to-action button yang menarik, jangan biarkan visitor terlalu berlama-lama di landing page.

3. Desire muncul ketika sales page yang kita punya betul-betul menarik perhatian.

Sales page atau offer page adalah tempat kita menghancurkan benteng keraguan konsumen. Ketika visitor melihat disclaimer, atau video produk atau refund policy atau bahkan testimoni yang meyakinkan. Secara psikologis, desire ini bisa dimunculkan dengan berbagai cara. Tetapi bottom line-nya adalah bagaimana kita bisa memenuhi semua keinginan dari konsumen yang datang, ya dalam hal ini tentu saja visitor yang berkunjung di sales page.

Kalau di toko online, bounce rate bisa menjadi ukuran. Pergunakan heat map untuk mengetahui apa yang diinginkan konsumen. Tetapi untuk offer CPA, visitor memberikan lead atau tidak bisa berlangsung dalam hitungan detik saja. Jadi, jangan biarkan mereka berpikir terlalu lama. Terus goda dengan manfaat dan keuntungan yang didapat.

4. Action adalah the ultimate goal of all marketing efforts. Kalau semua tahapan sudah dilalui dan tidak ada action, ya sama saja bubar, karena kita tidak dapat lead, atau sales. Tetapi percaya sama saya, action ini sungguh hanya mempunyai porsi sebear 2% saja. Visitor akan mudah memberikan acton seperti yang kita mau apabila Attention, Interest dan Desire-nya sudah mengena. Jangan khawatirkan tahapan akhir ini. Perhatian saja ROI yang anda dapat.

Oiya, ketika anda melakukan split test, selain CTR, perhatikan juga eCPM. Ini adalah berapa banyak earning yang anda dapat dibandingkan dengan impresi yang ada. Kalau selama split test tidak ada earning masuk, itu berarti pasar yang anda sasar salah. Biarpun CTR setinggi langit, jangan lupa tujuan akhir semuanya adalah duwit. Ya kan?

Artikel terkait

22 Komentar

  1. Malam om, mau tanya kenapa di blog bixbux memasang affiliate agoda which is it not relevant with your blog.

    AIDA? is it Awareness are looking for? atau memang agoda sangat strategis? I mean, siapa sih yang ga butuh pergi liburan and then looking for hotels.

    thanks in advance om πŸ™‚

  2. Let me know if you have any questions about using the Bevo Media tracker. We have several affiliates using our system to track PPV with no issues. Feel free to reachout if anyone needs anything. We are here to help!

  3. Mantab pak wien.. Artikel rubrik affiliate marketing di bixbux selalu aku tunggu2.. Selama ini belum pake software jadi pengen mulai pake prosper 202. Tanya dikit mas.. Kalo maen CPA offer di fb lebih efektif pake click to website atau page enggament? Thanks

      1. Dari page fb kita sebaiknya link CB langsung ke vendor atau buat squeeze page lg untuk dpt email? Terima kasih sharingnya Pak Wien.

        1. kalo promote CB biasanya langsung ke sales page (sales page mereka bagus-bagus). tapi link CB udah gak diakui oleh FB. Jadi musti cari cara lain. BIsa dengan cloaking πŸ™‚

          1. klo dari iklan fb menuju ke squeeze page, setelah pengunjung mengisi email trs redirect ke sales page CB apa diperbolehkan sm fb? πŸ™‚

  4. Pak, Numpang nanya yah…

    Saya biasa beriklan di Fb ads, dan target saya adalah memperbanyak like di halaman saya, tapi kenapa ya akhir-akhir ini like yg didapat sedikit banget beda dgn beberapa bulan lalu ?

    Ada pemikiran utk mengalihkan URL nya bukan ke halaman lagi tapi ke web, mana yg lebih profitable ya pak ? more like atau more visitor to the web ?

    Ada rencana utk beriklan di kaskus, apakah ada semacam review utk kaskus ads ?

    Hatur tengkyu Pak Wien

    1. Mas asep, ada banyak sebab kenapa like yang didapat menurun, beberapa diantaranya : 1. impresi yg didapat dari facebook tidak lagi seperti yang sebelumnya, 2. kalaupun impresinya muncul, iklan nongolnya bukan di prime time, 3. audience yang dibidik tertalu sedikit, sehingga frekuensinya sudah lebih dari satu. Saran : perluas audience-nya, ganti gambar iklannya (utk iklan yg sudah lama), mainkan pause-play di jam primetime, lakukan split test untuk setiap campaign di setiap audience yg dibidik (bedakan berdasarkan umur atau wilayah). Saran lain lagi, jumlah like sebetulnya urusan kedua mas, yang pertama adalah bagaimana engagement dari konten yang sudah ada.

      Kaskus Ads aku belum pernah nyoba euy. tapi dari hasil ngobrol dgn teman2, konversi terbaik tetap di facebook. Selamat mencoba mas, kabarin hasilnya yaa..

Balas komentar Soezan Setyo W Batalkan

Email Anda tidak akan kami publikasikan. Wajib diisi *