Masih Mau Pakai Jasa Influencer? Baca Ini Dulu Sebelum Memutuskan!
Faktanya, rekomendasi dari seseorang yang kita kenal sangat efektif untuk membangun kepercayaan pada konsumen. Entah apa karena sifat orang Indonesia yang suka latah atau bagaimana. Selama ini sih saya melihat mudah sekali seseorang menjadi fanatic pada sesuatu hal. Bahkan sampai pada kapasitas populasi atau kelompok tertentu tertentu.
Misalnya ketika si idola mengatakan outfit yang dia pakai adalah yang terbaik, maka penggemarnya akan percaya. Bahkan enggak sungkan untuk membeli dan mengenakan outfit yang direkomendasikan si idola.
Pada beberapa kasus juga terlihat bagaimana kefanatikan mereka melalui upaya pembelaan terhadap tokoh idolanya ketika sedang diserang secara personal. Mungkin hal ini enggak berhubungan dangan bahasan promosi produk, tapi fenomena perilaku yang ditunjukkan mereka bisa jadi data berharga buat seorang pebisnis. Terutama dalam menentukan strategi marketing yang efektif.
Influencer marketing barangkali adalah strategi yang tepat untuk dipakai dalam era seperti sekarang ini, di mana para pengguna media sosial di Indonesia begitu besar, di mana kefanatikan masyarakat Indonesia pada tokoh tertentu juga tampak menonjol.
Mungkin sebagai pebisnis, kita masih ragu mengenai hal ini. Namun, cobalah melihat data hasil survey yang dilakukan oleh Nielsen.
Dalam laporan hasil riset Nielsen Global Online Consumer Survey Trust, Value and Engagement in Advertising yang dilakukan pada bulan Juli 2009, tampak bahwa rekomendasi dari orang yang dikenal menjadi teratas dalam survey Global Consumer Trust in Advertising by Channel. Kemudian disusul brand website, opini konsumen yang diposting online, dan bentuk periklanan lainnya. Hasil ini enggak jauh berbeda dengan hasil penelitian tahun 2015.
Data di atas menunjukkan bahwa efektifitas promosi melalui pengaruh orang lain yang dikenal sebenarnya sudah terlihat sejak tahun 2009. Enggak hanya di akhir-akhir ini saja. Namun, sepertinya belum banyak yang memanfaatkan hal ini untuk melakukan promosi. Kalaupun ada ya hanya perusahaan-perusahaan yang rajin melakukan riset pasar.
Mereka mengikuti betul perkembangan dunia bisnis dan memahami bagaimana kondisi pasar. Ada beberapa hal yang bisa dipakai untuk melihat seberapa efektif pemasaran menggunakan influencer. Dan, kita sebagai marketer sebaiknya memahami hal itu jika ingin memaksimalkan strategi influencer marketing.
Efektifitas Pemasaran Melalui Influencer
Sebutan influencer di sini adalah menunjuk pada seseorang yang memiliki pengaruh terhadap kalangan masyarakat tertentu atau segmen target konsumen yang menjadi sasaran dari produk yang akan dipasarkan. Sedangkan metode pemasarannya dilakukan dengan cara membuat sang influencer berperan sebagai pengguna produk yang kita promosikan.
Dalam arti, kita menggunakan daya pengaruh dari seseorang yang memiliki follower di media sosial atau secara personal memang mampu mengangkat hal-hal positif yang ada pada produk yang kita promosikan.
Efektif enggaknya metode ini barangkali bisa kita ukur dari beberapa parameter, antara lain:
Akses Media Sosial
Merujuk hasil survey APJII tahun 2017 menunjukkan bahwa media sosial adalah layanan nomor dua yang paling banyak diakses oleh pengguna internet di Indonesia. Bahkan angkanya mencapai 87,13%, hanya selisih sekitar 2% dari layanan chatting yang menduduki peringkat pertama. (https://apjii.or.id).
Dengan memanfaatkan jasa para influencer yang memiliki banyak pengaruh di media sosial, tentu bakal lebih mudah menarik menarik perhatian. Dibandingkan dengan cara beriklan di akun media sosial pribadi atau akun brand produk kita.
Target Audience
Ketika kita hendak memasarkan produk outfit, tentunya kita akan mencari sosok yang berpengaruh dalam bidang fashion. Karena orang-orang yang kompeten dalam bidang fashion, memiliki jaringan yang memiliki minat juga dalam bidang fashion.
Dengan meminta mereka menjadi influencer produk outfit yang kita jual, otomatis orang-orang yang masuk dalam jaringan mereka akan terpapar informasi mengenai produk outfit tersebut.
Hal ini tentu akan lebih mudah buat kita dalam menemukan target audience. Kita enggak perlu membangun populasi atau komunitas peminat fashion mulai dari nol.
Biaya Iklan
Jika dihitung-hitung biaya yang dikeluarkan untuk memakai jasa influencer cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan biaya beriklan metode konvensional. Karena pada kondisi tertentu influencer enggak selalu dibayar dengan uang, melainkan bisa dengan produk yang mereka endorse.
Berbeda dengan iklan-iklan konvensional yang kita pasang di media cetak maupun televisi. Mereka enggak mungkin bersedia dibayar dengan produk, tentu juga dari besaran biaya yang mereka tetapkan lebih mahal.
Selain dilihat dari parameter di atas, tentu juga efektifitas pemasaran menggunakan influencer juga dipengaruhi oleh tepat enggaknya dalam memilih influencer. Memang enggak bisa sembarangan dalam memilih influencer. Maka dari itu perlu kita cermati beberapa hal yang perlu dipertimbangkan ketika memilih influencer.
Cara Memilih Influencer
Sekarang banyak akun-akun media sosial yang menawarkan diri sebagai influencer. Mereka kadang mengumumkan diri mereka melalui forum-forum di media sosial dan juga forum-forum grup chatting. Memang rata-rata menawarkan fee yang bervariasi.
Namun, kita enggak bisa seenaknya saja memilih mereka sebagai influencer atas produk yang hendak kita jual. Seharusnya kita punya parameter khusus untuk memilih influencer yang tepat dengan produk yang hendak kita promosikan lewat mereka.
Nah, berikut ini ada beberapa poin yang bisa kita jadikan pertimbangan untuk memilih influencer.
Reputasi Influencer
Hal pertama yang harrus kita lihat dari sosok influencer adalah reputasi mereka. Cari tahu bagaimana latar belakang kehidupan mereka. Apakah sebelumnya pernah tersandung kasus etika atau pidana. Perlu juga diperhatikan bagaimana profesionalisme mereka terkait tanggung jawab sebagai influencer.
Kita harus memastikan bahwa sosok influencer ini enggak banyak cacat secara personal. Karena ke depan kita akan kerjasama menggunakan jasa mereka untuk mempromosikan produk kita.
Semakin baik reputasi influencer, semakin respek orang-orang terhadap apa yang mereka rekomendasikan. Bahkan nantinya akan sangat mudah membangun kepercayaan antara audience dengan pemasar.
Popularitas Influencer
Untuk melihat popularitas seorang influencer kita bisa menggunakan parameter jumlah follower, respon berupa komentar di setiap postingan, jumlah like, dan lain sebagainya. Perlu juga dilihat data mengenai jumlah engagement.
Kadang sering ditemukan akun media sosial yang followernya banyak, tapi setiap kali posting selalu mendapat jumlah like atau komentar yang sedikit. Hal-hal semacam ini perlu kita cermati. Agar tidak salah pilih influencer.
Kesesuaian Niche dengan Produk
Setelah popularitas, hal selanjutnya yang perlu kita lihat adalah kesesuaian niche akun media sosial atau blog influencer dengan produk yang kita pasarkan. Atau minimal mereka adalah sosok yang tepat sebagai pengguna produk kita.
Akan jadi aneh ketika kita meminta seorang atlet untuk menginfluence produk rokok yang kita jual. Sedangkan secara umum kita tahu personal branding dari si atlet ini adalah sosok yang menjaga gaya hidup sehat dan tidak mengkonsumsi rokok.
Jadi, artinya niche di sini bisa juga untuk personal branding si influencer. Sehingga nantinya bisa meminimalkan risiko ketidaktepatan target market yang hendak kita tuju.
Biaya
Pertimbangan selanjutnya ketika memilih influencer adalah biaya. Berapa besar tarif jasa yang diminta si influencer untuk mempromosikan produk kita. Sesuaikan dengan budget yang kita miliki dan potensi engagement atas promosi yang mereka lakukan.
Artinya kita memang harus pandai menghitung pengeluaran. Berapa alokasi dana untuk promo melalui influencer, dan berapa biaya yang harus kita keluarkan untuk hal lainnya. Jangan sampai total biaya pengeluaran kita membebani bisnis ke depannya.
Dalam hal ini kita kita memang harus jeli memperhitungkan untung rugi dari metode pemasaran yang kita lakukan. Termasuk ketika memilih influencer sebagai salah satu cara pemasaran atas produk kita.
Keuntungan dan Kerugian Memakai Jasa Influencer
Memang pada awalnya ketika kita memutuskan untuk memakai jasa influencer, kita ingin membangun brand awareness. Pengin produk kita banyak dikenal orang, khususnya melalui jalan endorse dari sosok influencer.
Namun, bukan berarti metode ini selalu menguntungkan bagi pebisnis. Ternyata ada juga yang berasumsi bahwa mereka merasa dirugikan oleh para influencer. Sehingga terang-terangan menyatakan menolak untuk menggunakan jasa influencer.
Nah, kira-kira apa saja keuntungan dan kerugian memakai jasa influencer?
Mendapatkan Fresh Konten
Ketika kita menggunakan jasa influencer, kita akan mendapatkan fresh konten dari apa yang diposting para influencer di media sosial. Tentu mereka akan memosting informasi mengenai produk kita menggunakan gaya Bahasa mereka sendiri.
Caption yang mereka tulis pun khas dengan gaya Bahasa mereka, artikel yang mereka posting pun khas dengan ulasan mereka. Sehingga kita enggak perlu lagi menyediakan konten untuk mereka. Cukup menginformasikan spesifikasi produk dan kelebihannya sebagai bahan postingan para influencer.
Biaya Lebih Hemat
Memang kalau kita menggunakan jasa selebriti inluencer, biaya akan lebih mahal dibandingkan dengan jasa micro influencer. Namun, dari sisi besaran trafik yang didapat jelas berbeda. Karena jumlah follower selebritis lebih besar disbanding micro influencer.
Secara itungan besar kecilnya biaya, memang kenyataannya kita bisa menghemat biaya iklan jika dibandingkan dengan menggunakan iklan konvensional. Khususnya jika ditinjau dari efektifitas pemasaran yang dilakukan.
Mendapatkan High Trafik
Manfaat lain yang bakal didapatkan ketika kita menggunakan jasa influencer adalah traffic tinggi ke website atau laman produk kita. Karena jika influencer itu berhasil mempengaruhi para pengikutnya, maka mereka akan mencari tahu lebih jauh informasi tentang produk tersebut.
Tujuan utama mereka tentu saja laman website dari produk tersebut, yang enggak lain adalah laman website yang kita siapkan untuk display produk tersebut.
Nah, selain beberapa keuntungan yang saya sebutkan di atas, ada beberapa kerugian yang kita dapat ketika menggunakan jasa influencer. Apa itu?
Follower Non Organik
Saat ini jual beli follower sudah enggak lagi menjadi hal yang tabu. Sehingga banyak sekali akun-akun media sosial yang bisa dengan cepat bertambah followernya. Mereka membeli follower untuk mendapatkannya.
Kualitas engagement akun-akun tersebut tentu berbeda dengan follower organic yang didapatkan secara alami. Alias yang benar-benar datang karena kualitas konten media sosial yang mereka follow.
Nah, ketika kita mendapatkan influencer yang sebagian besar followernya non organic, ya siap-siap saja dengan hasil yang kurang memuaskan. Follower banyak, tapi enggak berpengaruh besar pada engagement.
Manipulasi Trafik
Sekarang banyak mesin yang bisa dipakai untuk memanipulasi trafik. Tujuannya ya untuk mendatangkan trafik tinggi ke laman website tertentu. Hal ini enggak akan berpengaruh besar terhadap penjualan produk di laman website tersebut. Ya, karena yang datang ke sana adalah robot, bukan manusia yang memang butuh informasi tentang produk tersebut.
Sebesar apapun traffic yang dihasilkan dari mesin seperti ini, enggak akan menguntungkan kita sebagai pebisnis. Sedangkan bagian influencer, mungkin saja hal ini menjadi nilai plus buat mereka karena mampu mendatangkan trafik tinggi.
Nah sekarang pertanyaannya, sebenarnya pemasaran menggunakan influencer ini efektif enggak sih? Kalau menurut saya sih efektif banget, selama kita bisa memilih influencer dengan tepat. Bagaimana menurut kalian? [SNs]
Referensi:
Novi Tri Hariyanti, Alexander Wirapraja, Pengaruh Influencer Marketing Sebagai Strategi Pemasaran Digital Era Modern, dipublikasikan bulan Juni 2018.
Nielsen Global Online Consumer Survey Trust, Value and Engagement in Advertising, Juli 2009.
Nielsen Global Trust In Advertising Winning Strategies For An Evolving Media Landscape, September 2015
artikel bagus jadi saya mengerti sekarang..terima kasih
alhamdulillah, semoga bermanfaat, Kak.