BBM Untuk Android dan iPhone, Langkah Awal Blackberry Kembali Menguasai Dunia
Research in Motion (RIM), yang baru saja berganti nama menjadi Blackberry Ltd, akhirnya merilis Blackberry Messenger (BBM) untuk Android dan iPhone. Semua berawal dari setahun yang lalu ketika muncul berita tentang akan diluncurkannya BlackBerry Z10. Dalam sebuah rapat, Thorsten Heins, CEO RIM, mengutarakan gagasan sebuah handset yang akan mengikuti sukses Samsung Electronics Co Ltd. dan Apple Inc, yaitu Blackberry dengan layar sentuh kaca. Rencana ini ditentang keras oleh pendiri RIM, Michael Lazaridis, yang beranggapan layar sentuh kaca itu akan membuat Blackberry kehilangan diferensiasi kuatnya, yaitu keyboard. Menurut Michael, RIM seharusnya tetap fokus kepada pelanggan korporat yang menginginkan handset dengan keyboard daripada bertarung dan berdarah-darah di pasar all-touch smartphone yang jelas-jelas dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar dengan budget yang tidak terbatas. Heins bergeming, Z10 tetap diluncurkan.
Hasilnya, Blackberry Ltd. dilaporkan rugi US$965 juta pada kuartal kedua tahun ini. Penyebab utamanya dikarenakan produksi massif dari Z10 yang akhirnya terbukti menjadi produk yang tidak menjual, bahkan setelah 8 bulan diluncurkan. Perusahaan asal Waterloo, Kanada, ini akhirnya memangkas 4.500 pekerja (45% dari total pekerjanya) untuk memastikan keuangan perusahaan dalam keadaan yang layak.
Beberapa bulan sebelumnya, Michael Lazaridiz berdebat dengan Jim Balsillie, Co-CEO RIM, karena Jim mengusulkan Blackberry agar fokus pada pengembangan software komunikasi multi-platform yang dapat diaplikasikan di semua jenis smartphone. Semacam BBM yang diproyeksikan untuk menggantikan sistem SMS. Michael dan Heins menolak mentah-mentah ide ini yang akhirnya membuat Jim Balsillie mengundurkan diri dari perusahaan itu. Dynamic duo dari RIM pun pecah. Selama ini RIM dikenal dengan struktur perusahaan yang unik karena mempuyai 2 CEO. Michael Lazaridis yang mengurusi enjinering, manajemen produk dan supply chain dan Jim Balsillie yang berkonsentrasi pada sales, finance dan fungsi korporat yang lain. Keduanya, dalam waktu yang cukup lama, dapat berkolaborasi dengan hebat dan selaras.
Saat ini, dengan kembalinya ide Jim, yang mengangkat BBM untuk multi platform, Blackberry Ltd. seakan-akan menjilat ludahnya sendiri. Upaya penyelamatan perusahaan dilakukan dengan exit strategy satu-satunya yang masuk akal, yaitu membiarkan orang men-download BBM sebanyak-banyaknya dan suatu saat nanti akan ada charge untuk penggunanya.
Ketika semua media mengatakan bahwa ini merupakan langkah satu-satunya yang harus diambil oleh Blackberry, terdapat beberapa analisa yang justru mengamini usaha Blackberry tersebut. Beberapa hari saja setelah diluncurkan, BBM sudah di download lebih dari 20 juta pengguna Android dan iPhone. Pasar utama Blackberry di Asia, terutama Asia Tenggara dan Afrika, sangat antusias menyambut datangnya BBM. Setelah beberapa kali ditunda, sehari setelah diluncurkannya BBM, terdapat antrian panjang yang membuat crash servernya. Sampai dengan saat ini, BBM for Android masih menduduki peringkat 1 di Google Play (Android) untuk free apps. Demikian juga di AppStore (Apple), masih di urutan pertama, bahkan di Amerika Utara sekalipun.
Dalam pandangan saya, saat ini Blackberry kembali dalam europhia menguasai dunia. Setelah dahulu sangat berkuasa, bahkan Barrack Obama pun memakai Blackberry, sekarang ini Blackberry berada dijalur yang tepat untuk kembali mengambil alih layanan komunikasi gratis multi-platform.
Mari kita analisa apa yang terjadi dengan Whatsapp, saingan terberat Blackberry yang sekarang sudah menjelma menjadi Goliath. Saat ini Whatsapp mengklaim mempunyai 350 juta pengguna aktif dengan 27 juta pesan yang terkoneksi setiap harinya. Jumlah itu jauh lebih banyak dibandingkan dengan total percakapan instant messenger lainnya, seperti LINE, KakaoTalk, Google Hangout, WeChat, Kik dan Facebook Messenger. Secara khusus, LINE sangat powerful di Jepang, Spanyol dan India, sementara WeChat menguasai China sedangkan KakaoTalk berkuasa di Korea Selatan. Parahnya, penetrasi Whatsapp sangat lemah. Walaupun dipakai oleh 40% pengguna smartphone di Brasil, penetrasi Whatsapp di China hanya 20% dan 10% di USA. Secara global, Whatsapp melemah. Dari sini, dominasi Blackberry menguat.
Banyak yang menyangsikan langkah membagi gratis BBM untuk platform smartphone lain. Mari kita dalami mengapa justru ini menjadi langkah strategis Blackberry Ltd kembali merajai kancah komunikasi dunia. Ini alasannya :
Mayoritas Pengguna Blackberry Ada Di Negara Berkembang
Menurut laporan dari Wall Street Journal, Blackberry masih memegang kendali di Indonesia, Philipina, Afrika Selatan dan beberapa negara lain di benua ketiga, terutama di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah dan Afrika. Saat ini, subscriber Blackberry di Indonesia saja sudah mencapai 15 juta pengguna. Walaupun demikian, dengan kekuatan diferensiasi yang sangat kuat untuk pasar korporat, Blackberry juga menjadi pilihan di USA, Inggris dan Kanada. Lambat laun, pengguna Blackberry ini akan berpindah ke smartphone lain akan tetapi untuk menjaga kontak, tetap akan menggunakan aplikasi BBM. Pasar negara pengguna Blackberry saat ini terlalu manis untuk dibiarkan begitu saja. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, mereka terus bergerak positif. Apabila negara-negara ini penduduknya tetap menggunakan aplikasi BBM, partner bisnis mereka di negara majupun akan memakai aplikasi yang sama. Ini berarti growth.
Dijual : Aset murah, Teknologi Tinggi
Oke, saat ini baru ada Fairfax Corp, yang punya 9% saham Blackberry, yang berani menawar perusahaan ini. Tetapi banyak analis yang mengatakan bahwa Blackberry adalah perusahaan yang berteknologi tinggi yang sedang dalam kesulitan, jadi harga yang ditawarkan bukan harga premium, pasti akan terjual dengan harga miring. Saya memiliki firasat Microsoft sedang menimang-nimang perusahaan ini. Terdapat banyak kesamaan dan keuntungan yang didapat apabila Microsoft membeli Blackberry, diantaranya : (1) Marketshare Blackberry yang 2,9% akan dengan mudah dicaplok Windows Phone 3,7% dan menjadikan Microsoft menguasai 6,6% market share dunia. Perpaduan Blackberry dan Microsoft pasti akan sangat menarik, (2) Microsoft akan mendapatkan pendapatan dari patent dari Blackberry. Sekarang ini Microsoft juga mendapatkan licencing fee dari perangkat Android, (3) Blackberry memiliki QNX Software System yang berada di Blackberry 10, menariknya, sistem yang sama dipakai oleh General Electric, Cisco dan General Motors, Audi dan BMW untuk setiap perangkat mobilnya. Membeli Blackberry akan membuat Microsoft mempunyai start colongan dalam mengembangkan smart vehicles, terutama kendaraan roda empat, dan yang terakhir (4) Microsoft dan Blackberry sama-sama fokus di pasar korporat. Klop.
Nah, apabila Microsoft membeli Blackberry Ltd., dengan kemampuan finansialnya, BBM bisa jadi akan menjadi rising star dalam beberapa tahun ke depan.
Penetrasi BBM yang sangat tinggi
Jumlah download BBM yang sangat tinggi memunculkan antusiasme di kalangan pecinta Blackberry. Bisnis aplikasi ini menjadi sangat populer saat ini dan cara monetizing-nya juga bisa sangat beragam. Ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi Blackberry. Whatsapp saat ini menggratiskan layanannya dan baru mengharuskan penggunanya bayar di tahun kedua sebesar $0.99. Di USA, pada bulan April 2013, Whatsapp mendapatkan $355k dari AppStore dan hanya $41k dari Google Play. Kebalikannya terjadi di Eropa dimana Whatsapp di Jerman menuai $290k dari Google Play dan $207k dari AppStore. Di Spanyol lebih ekstrim lagi, 90% penghasilan Whatsapp didapat dari Google Play. Pendapatan Whatsapp itu tentu saja menggiurkan. Blackberry dengan penetrasi market yang sedemikian tinggi layak mendapatkan hal yang sama dalam beberapa tahun ke depan.
Jadi, ditengah pesimisme perpindahan platform BBM ke semua operating system di smartphone, saya malah menjadi optimis. Setelah pasar handheld Blackberry meninggal perlahan dengan kenangan Z10 dan Q10, aplikasi BBM harus terus bertahan hidup. Ini seperti menghidupkan kembali ‘soul’ perusahaan ini. Bukan di hardware, tapi di soft system yang mereka punyai, yaitu connecting people. Hhmm..kayak jargon Nokia ya, eh..nokia kan pakai Windows Phone sekarang. Pertanda baik Microsoft akan membeli Blackberry kah? Semoga.
Nampaknya Nokia tidak akan menjadi satu-satunya perusahaan mobile yang dijual di tahun ini. Produsen pembuat perangkat mobile BlackBerry dikabarkan tengah mempercepat salah satu strategi alternatifnya yang terburuk, dijual.
Mas Wientor ayo pake BBM lagi dooongggg…:) hehehe…
Hahahaha..ayok mas 🙂