Jaringan 5G Bakal 100 Kali Lebih Cepat Dari 4G LTE
Pernah coba menghitung berapa lama waktu untuk mendownload 1 fie berkapasitas 1 GB? Biasanya sih butuh waktu hampir 10 menit. Itupun saat koneksi jaringannya lumayan bagus. Kalau koneksinya lambat, bisa lebih dari setengah jam.
Atau kita ambil contoh kasus sederhana ketika kita hendak berbagi file antar handphone. Bisa melalui aplikasi chatting atau aplikasi media transfer. Biasanya sebelum file bisa dibuka, butuh waktu beberapa menit untuk mendownloadnya.
Tergantung ukuran, kalau filenya hanya beberapa megabyte saja bisa lebih cepat dibanding file yang ukurannya gigabyte. Kita memang harus bersabar, apalagi jika masih menggunakan jaringan generasi sekarang. Jaringan 4G, 3G, 2G, dan lain sebagainya.
Kelak ketika jaringan 5G sudah bisa dinikmati di seluruh dunia, masalah kecepatan transfer data seperti ini tidak aka nada lagi. Karena dengan jaringan 5G memungkinkan untuk bisa melakukan transfer data dengan kecepatan 100 kali lebih cepat dari generasi sekarang. Bahkan bisa lebih, sebagaimana yang dikabarkan oleh beberapa media tentang perkembangan teknologi 5G.
Kehadiran 5G tentu bukan hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan transfer data saja, melainkan untuk mempersiapkan teknologi masa depan yang dikenal dengan istilah Internet of Things (IoT). Di mana berbagai perangkat akan saling terkoneksi dan memiliki kecerdasan artificial, sehingga mampu memahami kebutuhan manusia.
Apa yang kita lihat dari film-film science-fiction bisa jadi di masa depan bakal terwujud. Mobil bisa berjalan sendiri, system lalu lintas berjalan otomatis, rumah sakit, tata kota, dan kecanggihan lainnya.
Semua kecanggihan itu tentu saja membutuhkan teknologi jaringan yang lebih baik. Yang mampu diakses di semua lokasi, tanpa kendala ketersediaan signal. Jaringan yang mampu mendukung proses transfer data dengan kecepatan maksimal tanpa hambatan.
Para ilmuan dan perusahan yang bergerak di bidang teknologi tengah berusaha mengembangkan teknologi 5G. investasi besar-besaran digelontorkan untuk mendukung berbagai penelitian terkait pengembangan jaringan 5G.
Seperti yang telah diberitakan oleh laman techworld.com, bahwa jaringan 5G masih dalam tahap pengembangan. Memang belum diluncurkan penggunaannya secara umum. Sehingga banyak perusahaan yang terus menjalin kemitraan dan menjanjikan untuk memberikan dana penelitian terkait jaringan 5G.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat sedang serius mengembangkan teknologi antara lain: Nokia, Qualcomm, Samsung, Ericson dan BT. Masing-masing menunjukkan focus upaya pengembangan dalam bidang yang berbeda-beda.
Nokia dan Ericson lebih focus pada platform 5G yang dibuat untuk operasor seluler. Sedangkan Qualcomm dan Samsung cenderung focus pada perangkat keras, seperti modem 5G dan router 5G.
Apakah saat ini ada Negara yang sudah memakai jaringan 5G? mungkin saja ada, tapi tentu saja masih dalam tahap uji coba dan terus dilakukan pengembangan.
Laman kompas.com mengabarkan bahwa Verizon, sebuah perusahaan telekomunikasi dan operator seluler di Amerika Serikat telah meluncurkan jaringan 5G. Dan, ini diklaim menjadi layanan 5G komersil pertama di dunia.
Namun, sayangnya jaringan 5G tersebut tidak merata di seluruh wilayah Amerika Serikat, melainkan hanya tersebar di empat kota. Los Angles, Sacramento, Houston, dan Indianapolis adalah kota-kota pertama yang berkesempatan merasakan layanan jaringan 5G.
Bagaimana dengan Indonesia? Hehe. Nanti kita bahas juga tentang jaringan 5G di Indonesia.
Sekilas Tentang Jaringan 5G
Nama 5G disematkan untuk menunjukkan bahwa teknologi ini merupakan generasi kelima. Setelah kita tahu bahwa generasi terakhir yang masih dipakai hingga saat ini adalah 4G. Angka 5 dalam “5G” untuk menunjukkan bahwa generasi ini memiliki beberapa kelebihan dibanding generasi sebelumnya.
Sebagaimana pernyataan seorang ahli teknologi senior di Huawei yang pernah dikutip dalam laman teknorus.com; Michael Lemke mengatakan, “Internet akan lahir kembali dalam bentuk wireless. Anda akan selalu mendapatkan sinyal, bahkan ketika ada di tepian jangkauan radio cell.”
Menariknya lagi, jaringan ini akan mampu menampung lebih banyak perangkat yang terhubung dengannya. Risiko-risiko masalah putusnya koneksi, kelebihan beban, hingga batasan volume data, akan jarang ditemui. Karena jaringan 5G menggunakan gelombang radio.
International Telecommunication Union (ITU) telam membuat regulasi terkait penggunaan frekuensi-frekuensi gelombang radio tersebut. Masing-masing dibagi ke dalam frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan tipe komunikasi. Seperti: aeronautical dan sinyal navigasi maritim, siaran televisi, dan mobile data.
Pada umumnya jaringan 5G membutuhakan antenna atau semacam pemancar gelombang yang dipasang di beberapa titik dengan radius tertentu. Antenna-antena ini yang nantinya memancarkan gelombang ke area di sekitar antenna pemancar.
Perangkat-perangkat yang ada kemudian akan terhubung dengan jaringan 5G yang ada. Memungkinkan untuk saling berkomunikasi dan menjalankan fungsi secara otomatis sesuai dengan pengaturan yang telah dilakukan pada perangkat tersebut.
Memang keuntungannya besar sekali ketika jaringan 5G ini diterapkan. Manusia akan banyak dimudahkan dengan kecanggihan teknologi yang bisa mengurangi bebean kerja dalam bidang tertentu. Namun, di samping itu penerapan jaringan 5G juga ada kerugiannya. Selain membutuhkan biaya yang besar untuk mewujudkannya, kemungkinan juga akan menimbulkan masalah lainnya.
Untuk saat ini mungkin belum begitu terasa apa keuntungan dan kerugian menggunakan jaringan 5G, tapi ada baiknya kita bersiap-siap dari sekarang untuk menyambut teknologi baru tersebut.
Penemu Jaringan 5G
Dari beberapa referensi yang saya baca, tidak ada satu pun yang secara spesifik menyebutkan nama penemu jaringan 5G. sebagian besar menunjukkan bagaimana perusahaan-perusahaan telah mengupakan penelitian untuk mengembangkan teknologi tersebut.
Meskipun banyak perusahaan yang akhirnya berhasil dalam melakukan uji coba, tidak lantas mengklaim bahwa mereka adalah penemu jaringan 5G. jadi, sampai artikel ini saya tulis, saya belum bisa memastikan siapa nama orang penemu jaringan 5G.
Jaringan 5G di Indonesia
Pembuktian jaringan 5G di Indonesia dapat kita saksikan pada event Asian Games tahun 2018 lalu. Meskipun sifatnya baru uji coba, tapi sudah bisa membuktikan bahwa Indonesia pun berpotensi untuk menerima teknologi ini.
Navya Autonom Shuttle atau disebut juga dengan mobil tanpa pengemudi adalah produk yang diuji coba menggunakan jaringan 5G di Asian Games kemaren. Mobil ini dibuat oleh perusahaan dari Perancis. Didatangkan ke Indonesia atas kerjasama antara Kominfo dengan Telkomsel untuk uji coba pertama kalinya teknologi jaringan 5G di Indonesia.
Bentuk mobilnya unik, sedikit berbeda dengan bentuk mobil pada umumnya. Bentuk body depan dan belakangnya sama, sehingga susah dibedakan mana bagian depan dan mana yang belakang. Sedangkan bentuk secara umum, mirip seperti minibus, tapi mobil ini berkapasitas penumpang maksimal 15 orang.
Di dalam mobil ini ada layar LCD ukuran 15 inch yang menyajikan gambaran map rute perjalanan. Untuk menjalankan mobil ini, operator tinggal menyentuhkan jari pada layar LCD tersebut untuk menandai titik lokasi yang akan dituju. Perlu diingat bahwa kecepatan maksimal mobil ini hanya 25 km/jam dan jarak tempuhnya tergantung ketahanan baterai. Rata-rata dalam sekali charge, baterainya bisa tahan sampai 9 jam.
Melalui layar ini operator juga disediakan tombol emergency stop untuk mengantisipasi jika ada hal-hal yang tidak diinginkan. Selain di layar, tombol emergency stop juga disediakan di dekat tempat duduk penumpang.
Mobil ini juga dilengkapi beberapa sensor pada sisi-sisinya. Sensor ini yang baal menangkap kondisi lingkungan, kemudian ditransfer untuk diterjemahkan menjadi system informasi yang akan memberi perintah pada mobil tersebut.
Jadi data-data yang ditangkap oleh sensor ini ukurannya lumayan besar. Tentu juga butuh kecepatan transfer dan interpretasi agar bisa diolah dengan cepat untuk menjadi informasi. Sehingga pergerakan mobil bisa real time mengikuti informasi data yang langsung ditangkap saat itu juga.
Proses inilah yang membutuhkan peran jaringan 5G. Dengan kemampuan transfer datanya yang begitu cepat, tentu saja bakal menjadi teknologi utama untuk mewujudkan kecanggihan semacam ini. Tentu saja bakal ada teknologi lain yang lebih canggih lagi. Karena ketika era internet of things mulai hadir, maka semua device akan terkoneksi menggunakan jaringan 5G.
Baca juga: Penjelasan Simpel Ini Menunjukkan Canggihnya Internet of Things (IoT)
Bagimana dengan Indonesia? Tentu saja butuh kesiapan dari berbagai sector. Baik dari sisi regulasi yang mengatur tentang penerapan jaringan 5G, operator seluler, penyedia perangkat device, dan lain sebagainya. Tanpa kesiapan dari pihak-pihak ini, sampai kapanpun Indonesia enggak akan pernah merasakan jaringan 5G.
HP Jaringan 5G
Ada beberapa perusahaan yang sudah menyiapkan produk HP dengan fitur jaringan 5G. Rencananya sih bakal release tahun 2019, tapi info spesifikasinya sudah beredar banyak di internet. Membicarakan tentang fitur-fitur terbarunya yang menjanjikan dukungan jaringan 5G.
Salah satu produk HP jaringan 5G yang bakal diluncurkan tahun 2019 adalah Xiaomi Mi Mix 3. Perusahaan asal Tiongkok yang memproduksi HP ini bakal menyematkan Qualcomm Snapdragon 845 ke dalam Xiaomi Mi Mix 3. Didukung oleh system operasi android 7.3 dan MIUI 9.0, produk HP ini dijanjikan bakal support dengan jaringan 5G.
Nah, apakah kalian tertarik untuk turut menikmati jaringan 5G? tunggu kehadirannya di Indonesia ya? [SNs]