Perbedaan Dropshipper dan Reseller, Pilih yang Klop untuk Anda!

Semakin ke depan bisnis online akan menggiurkan. Saya rasa begitu. Bisnis yang kita nilai simpel dan mudah? Terlihat seperti itu memang. Namun jika Anda terjun langsung ke dalamnya. Saya yakin pendapat tersebut bisa berubah. Tidak masalah. Sejak dulu kita memang diajarkan untuk mengerjakan yang mudah dulu. Nah, artikel ini akan membahas salah satu hal mendasar dalam bisnis daring, yaitu perbedaan dropship dan reseller.

Baca juga: Ini Dia Arti dari PO di Dunia Online Shop

Banyak orang berbondong-bondong pivot ke bisnis daring. Selain menjanjikan, sepertinya mudah untuk dimulai. Apalagi spesifikasi gadget memadai. Ada smartphone, laptop, dan internet. Itu semua amunisi yang bisa digunakan untuk bisnis dengan basis online. Tinggal menentukan ingin mulai dari mana.

Jelas menarik bisnis jenis ini. Senada dengan jumlah pengguna internet. Saat ini sudah mencapai angka +/- 171 juta pengguna di Indonesia. Ini angka yang besar kawan. Jika kita tengok populasi negara kita yaitu +/- 268 juta jiwa. Jadi setidaknya ada 63,8% orang yang online pada detik ini. Menakjubkan.

Apa itu Dropshipper dan Reseller

Salah dua dari bisnis online yang cukup populer adalah dropship dan resell. Populer karena keduanya minim modal saat memulainya. Namun tahukah perbedaan dari kedua aktivitas tersebut? Mirip namun tak serupa.

Dropship

Alur Bisnis Dropship

Imbuhan -er di belakang kata hanya menunjukkan pelaku dan hal yang dilakukan dalam bahasa Inggris. Jadi tidak perlu dipermasalahkan. Pengertian Dropship adalah kegiatan menjual barang dari supplier ke pembeli melalui perantara dropshipper dengan aturan harga yang telah disepakati.

Aturan harga tersebut disepakati antara dropshipper dengan supplier. Sehingga saat dropshipper menawarkan produk ke pelanggan, harganya tidak terlalu jauh dengan harga supplier. Mungkin ini juga hak supplier sebagai pemilik stok produk. Lagi pula juga bisa menarik pelanggan, bila harga masih terlihat normal.

Kelebihan Dropship

  • Bisnis yang memiliki modal yang relatif murah. Kita tidak perlu mengeluarkan tenaga dan uang yang besar.
  • Bisa dimulai dengan gadget kita (smartphone atau laptop).
  • Tidak perlu khawatir terkait inventori (stok masuk, stok keluar, stok terbuang, hingga stok opname) dari produk.
  • Tidak memerlukan gudang atau ruang untuk menyimpan stok produk yang Anda tawarkan ke customer.
  • Tentunya akan mengikis biaya pengeluaran karena tidak perlu sewa atau membangun gudang penyimpanan stok.
  • Tidak repot dalam proses packing hingga kirim produk ke customer. Semua itu sudah diselesaikan oleh supplier.

Kekurangan Dropship

  • Kualitas produk di luar kendali Anda. Dropshipper hanya sebatas memberi saran kepada supplier jika mendapat komplain dari pembeli. Bingung nggak tuh ketika barang yang dikirim supplier ke pembeli ternyata rusak (tidak sesuai pesanan). Orang yang pertama dapat komplain adalah dropshipper.
  • Tidak bisa mengendalikan stok produk yang laris. Misalnya, barang A laku keras melalui Anda. Orderan banyak namun stok di supplier ternyata nipis atau bahkan habis. Akhirnya Anda perlu negosiasi dengan pembeli untuk menunggu re-stok produk tersebut.
  • Untung yang tipis jika kuantitas produk yang terjual sedikit. Kita pun perlu strategi pemasaran untuk meningkatkan omset dan laba. Bisa sih dengan menaikkan harga ke pembeli. Namun pembeli mungkin juga membandingkan dengan tawaran lain yang mungkin lebih miring harganya.

Resell

Alur Bisnis Resell

Reseller adalah orang yang melakukan kegiatan resell. Jika kita terjemahkan menjual kembali. Sehingga, reseller adalah pelaku bisnis yang menjual kembali produk dari suatu toko, merchant, atau supplier. Jadi hampir sama dengan dropship. Di mana kita sama-sama menjual produk atau brand orang lain.

Memang terlihat mudah. Dikarenakan brand tersebut bisa saja sudah dikenal khalayak ramai. Sehingga bisa menarik perhatian calon pembeli. Berbeda jika kita membuat brand atau produk baru. Ada proses yang harus dilalui dulu untuk membangun image produk. Perlu study case dari untung rugi yang dialami.

Kelebihan Resell

  • Kita tidak perlu memikirkan produk atau brand baru. Semua konsep tentang produk sudah disiapkan oleh pemilik produk. Kita cukup menjual kembali produk tersebut. Syukur-syukur produk tersebut sudah punya pasarnya.
  • Modal yang dikeluarkan juga bisa minim. Sebagai reseller kita tidak memulai usaha dari 0. Persis seperti pegawai sales. Memiliki tugas untuk mendapat deal sehingga customer mau membeli produk tersebut.
  • Bisa juga dibuat reseller bertingkat. Ajak orang-orang yang tertarik dengan produk tersebut. Namun, mereka beli produk melalui Anda. Lumayan untuk memperlebar sayap.

Kekurangan Resell

  • Perlu gudang atau ruang untuk menyimpan produk yang akan Anda jual lagi.
  • Proses pengemasan dan pengiriman produk dilakukan oleh Anda. Pastikan produk tersebut aman sampai pembeli.
  • Resiko terjadi retur oleh pembeli. Ada kalanya produk yang dikirim mengalami kerusakan saat sampai di pembeli.

Perbedaan Reseller dengan Dropshipper

  • Reseller biasanya stok produk yang ingin dijual. Sehingga perlu pengetahuan terkait inventori sebuah produk. Sedangkan dropshipper tidak.
  • Memungkinkan untuk kontak (bertemu langsung) dengan pembeli karena ada toko fisik yang bisa dikunjungi oleh pembeli. Sedangkan dropshipper tidak.
  • Berbeda dengan dropshipper yang harus melalui proses online. Sedangkan reseller tidak harus online.
  • Bagi reseller online perlu memahami sistem packaging dan pengiriman yang baik. Sehingga produk bisa aman sampai tujuan. Sedangkan dropshipper tidak.
  • Reseller online juga perlu memahami sistem retur produk. Sangat memungkinkan ketika pelanggan tidak puas dengan produk yang Anda jual. Oleh karena itu, sebisa mungkin dihindari supaya tidak merugi. Sedangkan dropshipper bisa komplain ke supplier karena semua produk dikirim dari sana.

Penutup

Silakan pilih model bisnis yang klop dengan Anda. Keduanya bisa dimulai dari produk yang memiliki harga murah. Kemudian, cari pasar dan konsumen dari produk tersebut. Sehingga proses deal dengan pembeli akan lebih mudah. Maksimalkan media sosial untuk melebarkan sayap dan pasar Anda. Good luck!

Artikel terkait

Berikan komentar

Email Anda tidak akan kami publikasikan. Wajib diisi *