10 Pelajaran Bisnis Terbaik dari Pak Ciputra

Begitu banyak orang memiliki impian untuk memiliki bisnis. Bahkan beberapa di antaranya rela resign karena ingin mewujudkan impian tersebut. Mereka semua berangkat dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang dari keluarga pebisnis, ada pula yang berasal dari keluarga miskin dan mati-matian ingin memperbaiki kehidupan mereka.

Umumnya mereka sangat haus dengan ilmu dan pengalaman, terutama terkait bagaimana cara menggapai impian mereka. Bagi mereka yang cukup berada, jenjang akademik menjadi jalur utama dalam mendapatkan ilmu dan pengalaman tentang bisnis tersebut. Namun, bagi yang latar belakangnya pas-pasan bisa jadi pengalaman terjun langsung ke lapangan dan berguru dari tokoh-tokoh sukses merupakan langkah yang akan mereka ambil.

Meskipun demikian, perjaanan bisnis seseorang enggak semudah yang dibayangkan.

Dari sekian yang berusaha menjadi pebisnis, hanya beberapa saja yang bisa sukses seperti yang diimpikan. Memang proses itu masih panjang, dan mereka hanya perlu bersabar dan terus berusaha.

Terlepas dari batasan latar belakang tersebut, tentu sosok Pak Ciputra menjadi teladan yang sangat pas untuk role model dalam dunia bisnis. Maka dalam artikel ini mari kita sama-sama mengambil pelajaran bisnis dari sosok Dr (HC). Ir. Ciputra.

Siapa beliau? Hmmm… Kebangetan banget kalau kita enggak kenal beliau sang creator Taman Impian Jaya Ancol dan banyak perumahan elit di Indonesia. Inilah 10 pelajaran bisnis berharga dari beliau yang bisa kita ambil.

Jangan Terjebak pada Latar Belakang Ekonomi Keluarga

Memang akan lebih mudah untuk jadi pengusaha kalau kita tinggal meneruskan bisnis warisan keluarga. Namun, bukan berarti kehidupan seseorang yang memiliki latar belakang ekonomi keluarga yang serba kekurangan tidak akan bisa menjadi pebisnis sukses. Pak Ciputra membuktikan hal itu, bahwa kemiskinan yang pernah dia alami sama sekali enggak menghambatnya dalam berjuang meraih kesuksesan.

Masa kecil Ciputra memang sangat kelam. Beliau harus kehilangan ayahnya ketika masih berusia 12 tahun. Ayahnya meninggal di tangan Jepang, dan sejak saat itu kehidupannya berubah. Beliau yang masih beliau harus banting tulang membantu ibunya berjualan kue, kerja di kebun, hingga mencari makan dengan berburu di hutan.

Ciputra muda menjalani hari-harinya tanpa menyerah sedikit pun. Dia terus berusaha keras untuk memperbaiki kehidupan keluarganya. Bahkan dalam keadaan yang serba sulit tersebut, Ciputra memendam impian untuk bisa kuliah di Jawa.

Hal ini kontras sekali dengan kehidupan yang mungkin terjadi di sekitar kita. Begitu banyak orang yang terjebak dengan kondisi keluarganya yang serba sulit, lalu menyerah begitu saja. Bahkan enggak jarang pula muncul keinginan untuk berbuat criminal untuk bertahan hidup.

Meskipun sebenarnya sadar betul bahwa apa yang diperbuat tersebut adalah hal yang keliru. Namun, alasan karena ingin bertahan hidup selalu menjadi tameng untuk menghalalkan segala cara.

Andaikan kita bisa meneladani kisah Pak Ciputra di masa lalu, saya yakin akan bisa semakin menambah semangat untuk bisa sukses dan menghadapi segala rintangan hidup.

Kemauan Belajar yang Tinggi

Beberapa orang bilang bahwa pendidikan akademik itu enggak terlalu penting, atau enggak selalu menjamin kesuksesan orang di masa depan. Buktinya banyak orang yang tidak kuliah atau hanya tamatan sekolah dasar bisa sukses juga. Namun, kisah Pak Ciputra menunjukkan bahwa pendidikan akademis tetaplah penting untuk kesuksesan seseorang di masa depan.

Baca juga: Tajir Melintir

Kalau Pak Ciputra menganggap pendidikan akademis itu enggak penting, barangkali beliau enggak akan punya impian kuliah di Jawa. Bisa jadi kan kalau beliau memutuskan untuk bekerja lebih keras di kampong kelahirannya di Parigi, Sulawesi Tengah. Memilih untuk membantu ibunya,

Tapi kenapa beliau tetap bermimpi untuk bisa kuliah di Jawa meskipun kondisi keluarganya sangat miskin. Dari mana dia akan mencari uang untuk biaya kuliah? Justru hambatan inilah yang menjadikan Ciputra menjadi sosok yang kuat untuk mewujudkan mimpinya kuliah di Jawa.

Memulai Bisnis dari Bidang yang Paling Dikuasai

Pada tahun 1957 Pak Ciputra mendirikan PT Daya Cipta bersama dua orang teman kuliahnya. Waktu itu status sebagai mahasiswa tidak menyurutkan mereka untuk mendirikan sebuah biro arsitek. Bahkan saat itu tercatat bahwa mereka mendapat kontrak pekerjaan untuk menangani proyek sebuah gedung bertingkat di Banda Aceh.

Ciputra mendirikan biro arsitek karena dia sendiri kuliah jurusan Arsitek di Institut Teknologi Bandung. Jadi apa yang dipelajari di kampus bisa langsung diterapkan dalam proyek bisnis yang ditangani. Tak heran jika kemudian bisnis yang dijalankan bisa berkembang begitu pesat. Karena yang dikerjakan adalah hal yang benar-benar dikuasai.

Temukan Partner Bisnis yang Ideal

Di awal pendirian PT Daya Cipta, Pak Ciputra enggak sendirian dalam berbisnis. Beliau paham betul bahwa bisnis yang dia jalani targetnya bukan main-main. Apalagi dalam bidang properti, tentu saja proyek-proyek besar bakal mendatangkan keuntungan yang besar.

Baca juga: Kapitalisme Data – Siapkah Kita Untuk Kembali Kalah?

Enggak bisa dipungkiri bahwa semakin besar proyek yang ditangani, semakin besar pula risiko yang harus ditanggung. Maka dengan adanya partner yang idel, semua urusan penyelesaian proyek dapat dibagi rata. Agar bebannya enggak terlalu berat dan target pun bisa diselesaikan sebagaimana mestinya.

Partner ideal di sini dalam arti rekan kerja yang memiliki visi yang sama dan bersedia mendedikasikan diri untuk pengembangan bisnis yang sama. Mereka adalah bagian lain dari diri kita yang dibutuhkan untuk melengkapi kekurangan yang ada.

Kejelian Membaca Pasar dan Peluang

Setelah lulus kuliah, Ciputra memilih pindah ke Ibukota Jakarta. Bukan karena bisnis yang dia jalani enggak laku, justru karena beliau melihat peluang di Ibukota. Ciputra bersama kedua rekannya ingin mendapatkan proyek di Jakarta yang nilainya lebih fantastis.

Pada masa itu kebetulan Ibukotasedang berbenah untuk menata kota. Bagi Ciputra yang punya basic pendidikan arsitek, tentu Ibukota bakal menjadi pasar potensial atas jasa Biro Arsitektur yang dia dirikan.

Terus Berinovasi untuk Menciptakan Karya Terbaik

Kalau kita lihat, karya-karya yang dikerjakan oleh Pak Ciputra bukanlah karya yang biasa. Banyak properti yang beliau kerjakan yang kemudian menjadi icon di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini tak lepas dari inovasi beliau dalam dunia desain arsitektur.

Taman Impian Jaya Ancol, Perumahan mewah Pondok Indah, BSD Serpong, dan lain sebagainya adalah beberapa proyek yang dikerjakan beliau. Bahkan hingga usia Pak Ciputra menginjak 75 tahun, beliau mendirikan Universitas Ciputra. Sebuah tempat pendidikan khusus bidang wirausaha yang beliau dedikasikan untuk mencetak generasi bangsa yang mampu berwirausaha.

Percaya Diri dengan Konsep Karya yang Dibuat

Salah satu kepercayaan diri Ciputra terkait karyanya adalah ketika menawarkan konsep-konsep pembangunan kepada Pemda DKI di tahun 1960. Waktu itu dia berusaha keras menemui Dr. R. Soemarno untuk menawarkan konsepnya. Bahkan kosep itu harus dibicarakan dengan Presiden Soekarno untuk mendapat persetujuan.

Akhirnya dibuatlah PT Pembangunan Jaya oleh Pemda DKI sebagai tindak lanjut dari konsep yang diajukan oleh Pak Ciputra.

Mengoptimalkan Sumber Daya yang Ada

Siapa sangka jika dulu Pak Ciputra memulai di PT Pembangunan Jaya dengan modal 10 juta dan karyawan yang berjumah 5 orang. Bahkan kantornya pun menumpang di gedung milik Pemda DKI. Namun, hal itu enggak membatasi Pak Ciputra untuk merampungkan proyek-proyek besar di DKI.

Keterbatasan sumber daya bisa diatasi dan seperti yang kita tahu Pak Ciputra bisa menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

Pantang Menyerah

Pak Ciputra memang menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, tapi bukan berarti bisnisnya enggak pernah mengalami kegagalan. Pada krisi ekonomi tahun 1998, tercatat ada tiga perusahaan beliau yang terkena dampaknya. Bahkan sempat melakukan PHK terhadap tujuh ribu karyawan.

Ada dua perusahaan yang harus ditutup karena enggak bisa diselamatkan. Namun, hal itu enggak menghambat Pak Ciputra untuk mengembangkan bisnisnya.

Fokus Pada Prioritas dan Konsisten

Apa yang kita lihat dari sosok Pak Ciputra adalah dirinya yang begitu dekat dengan bisnis property. Mulai dari jurusan akedemik hingga prestasi-prestasinya dalam bidang bisnis tak lepas dari latar belakangnya sebagai arsitek.

Beliau punya prioritas bidang bisnis yang tekuni. Senantiasa memperdalam keilmuan dan pengalaman dalam bidang tersebut. Hingga beliau menjadi orang yang paling tahu bagaimana cara menjalankan bisnis properti.

Kesuksesan Pak Ciputra tentu merupakan buah konsistensi beliau menjalankan apa yang menjadi prioritas tersebut.

Kita bisa berkaca dari kisah sukses beliau. Meneladani inspirasi dan pelajaran bisnis dari Pak Ciputra. Barangkali ada di antara kita yang berkesempatan belajar langsung ilmu bisnis dari beliau.

Namun, tentu juga banyak di antara kita yang memiliki keterbatasan sehingga enggak sempat belajar langsung kepada Pak Ciputra. Maka dari itu, kisah-kisah sukses beliau yang tersurat dalam berbagai bentuk dokumen bisa menjadi referensi kita untuk belajar bisnis dari beliau.

Semoga artikel ini bermanfaat, silakan share agar teman-teman kita juga mendapatkan manfaat dari tulisan ini. [SNs]

Artikel terkait

Berikan komentar

Email Anda tidak akan kami publikasikan. Wajib diisi *